STAI Poso – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Poso bersama Sekolah Tinggi Teologi (STT) GKST Tentena menggelar acara perjumpaan dialog antar mahasiswa.
Kegiatan itu, didukung Institut Dialog Antar Iman di Indonesia (DIAN) atau Institute for Inter Faith Dialogue in Indonesia (Interfidei).
Dalam kegiatan ini dihadiri oleh pemerintah daerah yang diwakili oleh bapak Farid Awad, SE., M.Si. Beliau juga sebagai Ketua FKUB Kabupaten Poso, Ibu Pdt. Elga Saraping dari DIAN Institut Interfidei Yogyakarta, Bapak Pdt. Dr. Asyer Tandapai yang mewakili Ketua STT GKST Tentena, Dr. Sulaiman Mappiase dari IAIN Manado dan Ketua III STAI Poso Bapak Dr. Ibrahim Ismail, S.Ag., M.HI.
Ketua III STAI Poso, Dr. Ibrahim Ismail, S.Ag, M.H.I menyebutkan, giat ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dan pemahaman dalam membangun kekompakan antar mahasiswa serta pentingnya dialog dalam dunia pendidikan.
Hal ini sangat positif untuk membangun generasi yang memiliki wawasan kebangsaan, nasionalisme dan moderasi agama dalam menjawab tantangan di lingkungan multi kultur maupun majemuk.
“Kita sepakat bahwa agama ini merupakan urusan pribadi kita dengan tuhan. Namun dalam membangun Tana Poso merupakan urusan kita bersama, dan tidak melihat latar belakang agamanya,” imbuhnya.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan keinginan para mahasiswa, sehingga pihak kampus STAI Poso dan STT GKST Tentena merespon hal tersebut, dan berharap acara perjumpaan dialog ini akan menjadi awal yang baik untuk kerjasama lebih lanjut.
“Kami percaya bahwa melalui kerjasama dan pemahaman yang lebih dalam antara mahasiswa kedua institusi, kita dapat menciptakan suasana yang harmonis dan bermakna dalam dunia pendidikan tinggi,” tukasnya.
Dari pantauan media ini, pada sesi dialog, mahasiswa STAI dan STT antusias berbagi pengalaman dan pemahaman mengenai pendidikan agama dan teologi, serta bagaimana ilmu tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sejumlah topik menarik yang dibahas, termasuk pemahaman tentang nilai-nilai agama, peran agama dalam memecahkan masalah sosial, dan bagaimana mahasiswa kedua institusi dapat bersama-sama berkontribusi dalam memajukan toleransi dan kerukunan antar agama.
Selain dialog, acara juga mencakup sesi belajar bersama. Mahasiswa STAI dan STT membentuk kelompok kecil untuk belajar tentang materi-materi agama dan teologi yang relevan.
Sebelumnya kegiatan ini dilakukan di Kampus STT GKST Tentena.
Asalamu Alaikum ijin komen ..saya rasa kegiatan seperti ini sangat perlu dilakukan ditengah dunia yang sudah tidak normal seperti saat ini.memupuk persaudaraan dengan mereka yang berbeda keyakinan demi terciptanya situasi yang aman,damai,dan tenteram di bumi Sintuwu Maroso … Saya baca artikelnya sampai selesai … saya menemukan ilmu dan juga hal yang patut untuk di contoh di kalangan masyarakat kita dewasa ini.